Logo

Logo
sains

Rabu, 13 April 2011

PERCOBAAN BENEDICT


A.      Tujuan
Untuk  mengetahui kadar glukosa yang terkandung dalam urin.
B.       Dasar Teori
Dalam uji gula ini kami melakukan uji sample urin dengan menggunakan reagen benedict yang kemudian di panas kan di dalam penangas air mendidih dan hasil percobaan menunjukkan bahwa urin tidak mengandung gula sebab setelah dilakukan pengujian didapatkan larutan yang berwarna hijau sedangkan larutan urin yang mengandung gula akn memberikan warna merah bata di bagian dasarnya. kita dapat menguji urin dengan berbagai kadar glukosa yang berbeda-beda untuk membandingkan urin yang mengandung glukosa dan yang tidak dengan mereaksikan urin dengan pereaksi Benedict yang telah dipanaskan dengan glukosa 0,3 %; 1 %; 2 %; 5 % dan urin tanpa penambahan apapun
.
Ternyata dari hasil pengujian diperoleh urin tetap berwarna biru setelah ditambahkan larutan Benedict, untuk urin dengan penambahan glukosa 0,3 % akan memberi warna kuning kehijauan dengan endapan merah, untuk urin dengan penambahan glukosa 1 % akan memberi warna kuning kehijauan dengan adanya endapan merah yang lebih banyak dari yang 0,3 %, untuk urin dengan penambahan glukosa 2 % akan memberi warna jingga dengan endapan merah dari yang ditambahkan glukosa 1 % dan untuk urin dengan penambahan glukosa 5 % akan memberi warna jingga kemerahan dengan endapan merah yang lebih banyak.Terbentuknya warna-warna tersebut, sesuai dengan konsentrasi glukosa dalam larutan. Makin besar kadar glukosa, makin banyak endapan oranye yang terbentuk.
Menurut Medline Plus tidak tebentuknya endapan oranye pada larutan glukosa konsentrasi rendah disebabkan karena baru sedikit glukosa yang mereduksi kuprisulfat dan kemudian tertutup warnanya dengan reagen Benedict yang berwarna biru. Tampak bahwa glukosa dengan kadar 5% baru memberikan endapan oranye paling banyak.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5 urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Perubahan warna:
a. Hijau : kadar glukosa 1 %
b. Merah : kadar glukosa 1,5 %
c. Orange : kadar glukosa 2 %
d. Kuning : kadar glukosa 5 %
Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi.
Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
a. Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi
Pada reaksi sepreti ini, guka dioksidasi pada gugus karbonil, dan senyawa pengoksidasi menjadi tereduksi dimana senyawa-senyawa pereduksi adalah pemberi electron dan senyawa pengoksidasi adalah penerima electron. Glukosa dan gula-gula lain yang mampu mereduksi senyawa pengoksidasi disebut gula pereduksi. Sifat ini berguna dalam analisis gula. Dengan mengukur jumlah dari senyawa pengoksidasi yang tereduksi oleh suatu larutan gula tertentu, dapat dilakukan dengan pendugaan konsentrasi gula. Gula yang mengandung gugus aldehid atau keton bebas mereduksi indicator-indikator seprti kompleks ion kupri (Cu2+) menjadi bentuk kupro (Cu+). Bahan pereduksi pada reaksi-reaksi ini adalah bentuk rantai terbuka aldosa dan ketosa. Ujung peruduksi dari suatu gula adalah ujung yang mengandung ggus aldehida atau keto bebas.
D.      Rancangan percobaan
1.    Gambar rangkaian percobaan Benedict


2.    Alat dan bahan:
Ø Alat :
1.      Tabung reaksi                                                                    1 buah                        
2.      Botol timbang                                                                     1 buah
3.      Pipet                                                                                  2 buah
4.      Pembakar spirtus                                                                1 buah
5.      Kaki tiga                                                                            1 buah
6.      Penjepit                                                                              1 buah
7.      Rak tabung reaksi                                                               1 buah

Ø Bahan :
1.     Larutan benedict yang terdiri dari:                                    2 cc
·                     CuSO4             1,7 %
·                     Na2CO3           9%
·                     CH3COONa    17%
2.     Urine                                                                              1 tetes
3.     Air                                                                                  secukupnya


3.         Sifat Fisika dan Sifat Kimia
CuSO4
Sifat Fisika : Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat di tempan di lihat. Ia  melebur pada 1038o Celcius.
Sifat Kimia : Karena potensial electrode standarnya positif (+0,34  v untuk pasangan Cu atau Cu2+). Ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipu dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikitnya.
Na2CO3
Sifat Fisika : Konsentrasi larutan natrium karbonat harus di perhitungkan sedemikian.
Sifat Kimia : Kelarutan semua karbonat normal dengan kekecualian karbonat dari logam-logam alkali serta ammonium, tidak larut dalam air. Natrium karbonat dari logam-logam alkali larut dalam air, tapi kurang larut di banding Karbonat normal padanannya.
Natrium Sitrat
Sifat Fisika : Natrium adalah logam putih perak yang lunak, melebur pada 97,50 Celcius.
Sifat Kimia : Natrium dapat teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus di simpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena.
Larutan Benedict
Sifat Fisika : Berwarna biru, berbentuk encer.
Sifat Kimia : Dapat larut dalam air, dapat digunakan untuk uji makanan dengan pemanasan.
Urine (ammonia)
Sifat Fisika : Ciri khas ion ini adalah serupa dengan cirri-ciri khas ion logam-logam alkali. Dengan elektrolisis memakai katode dari merkurium dapat di buat ammonium.
Sifat Kimia : Senyawa yang larut dalam air, denganmembentuk larutan yang berwarna kuning dengan intensitas kecerahan yang berbeda-beda.

4.         Langkah Percobaan:
1.    Mencampurkan larutan Benedict dengan 1 tetes larutan yang hendak diperiksa pada tabung reaksi. Kemudian di kocok.
2.    Mendidihkan campuran larutan tersebut di ataspembakarspirtusselama 2 menit. Setelah mendidih, diteruskan di atas pemanas air selama 5 menit.
3.    Mendinginkan perlahan-lahan.
4.    Memperhatikan warnanya serta catat apabila terjadi endapan.

E.     Hasil Pengamatan

No
Perlakuan
Sebelum
Sesudah
1
Mencampurkan benedict 2 ml dengan 1 teets urine
-          Warna benedict biru
-          Warna urine kuning
Benedict+urine Biru
2
Mendidihkan campuran benedict dan urine
-          Warna biru
Biru muda
Tidak ada endapan


F.        Analisis Data

Dari data hasil pengamatan di atas larutan benedict yang berasal dari CuSO4 1,7%, Na2CO3 9% dan natrium sitrat 17% yang dilarutkan dengan akuadest. Fungsi masing-masing reagen:
1. CuSO4            : menyediakan Cu2+
2. Na-sitrat      : mencegah terjadinya endapan Cu(OH)2 atau CuCO3
3. Na2CO3         : sebagai alkali yang mengubah gugus karbonil bebas dari gula menjadi bentuk enol yang reaktif.
Larutan benedic akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton dengan terbentuknya CuO [berasal dari kompleks ion kupri (Cu2+) menjadi bentuk kupro (Cu+)]. Dimana Cu+ bersama OH membentuk CuOH (berwarna kuning), yang dengan pemanasan akan berubah menjadi endapan Cu2O yang berwarna merah. Warna yang terbentuk bervariasi mulai dari hijau, kuning, orange, merah sampai endapan merah bata, tergantung jumlah Cu2O yang terbentuk, sehingga reaksi ini dapat digunakan untuk menentukan adanya gula baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada percobaan ini larutan benedict digunakan untuk mengetahui kandungan glukosa pada urine. larutan glukosa merupakan gula pereduksi. Hal ini di karenakan glukosa mampu mereduksi senyawa pengoksidasi, di mana ujung pereduksinya adalah ujung yang mengandung aldehida. Adanya kandungan glukosa dalam urine dapat dilihat dari perubahan warna larutan yang diuji. Larutan dapat dikatakan tidak mengandung glukosa sampai mengandung glukosa jika warna yang diuji berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi)
Reaksi:
Glukosa + reagen Benedict  ——→    enol reaktif
                                                            mereduksi
                                                Cu2+  ——→ Cu+ 
Cu+ + OH CuOH (kuning)                        Cu2O (merah)
Dari hasil percobaan diatas sebelum dipanaskan warna campuran benedict dan urine adalah biru, namun setelah dipanaskan warnanya menjadi biru muda. Hasil tersebut menunjukkan adanya glukosa pada urine dengan prosentase yang rendah, karena perubahan warna yang terjadi relatif kecil yaitu biru muda. Sehingga dapat diketahui bahwa urine yang di uji mengandung glukosa dengan prosentase yang sangat rendah.

D.      Diskusi
Berdasarkan analisis data pengamatan di atas, dapat diketahui bahwa urine yang di uji dengan menggunakan larutan benedict tidak mengalami perubahan warna yang signifikan yaitu sebelum di panaskan berwarna biru dan setelah di panaskan warna birunya berkurang. Ini menunjukkan bahwa sample urine yang kita uji coba mengandung kadar gula yang kecil (di bawah 0.1 %). Dengan kata lain, sample irine ini dapat di kategorikan sebagai urine sehat karena mengandung kadar gula yang sangat sedikit. Percobaan benedict di lakukan dua kali dengan menggunakan sample yang berbeda dan hasil pengujiannya menunjukkan perubahan warna yang tidak signifikan.
     Pada hasil pengamatan, dapat di lihat bahwa pada percobaan yang telah kami lakukan, sample urine yang di uji tidak menghasilkan endapan, sehingga tidak terjadi reduksi gugus aldehida dan keton yang bebas (tidak terbentuknya CuO).  Larutan amonia bila di tambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit, endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa) dapat terbentuk. Jika larutan mengandung garam amonium, pengendapan tidak terjadi sama sekali, tetapi warna biru langsung terbentuk. Reaksi ini adalah khas untuk ion tembaga (II), dengan tidak adanya nikel
H. Simpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat di simpulkan bahwa sample urine yang di ujika termasuk kategori urine sehat, karena hasil percobaan menunjukkan perubahan sedikit warna biru. Dengan tidak adanya endapan juga mengindikasikan bahwa urine yang di uji adalah urine yang sehat. Ini menunjukkan bahwa kadar gula yang terkandung dalam urine sangat sedikit yaitu di bawah 0.1 %.








1 komentar: